Arifin Purwakananta

Sabtu, 24 November 2007


Vice President for Strategic Alliances Dompet Dhuafa Republika

Pribadi positif dan kreativ yang lahir di Jakarta 20 Oktober 1967 ini mengenyam pendidikan teknik mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan menyelesaikan studi sarjana komunikasi dari Universitas Terbuka. Ia memulai aktifitas kemanusiaan sejak muda. Ini ditopang oleh masa kecil menjadi aktifis Pramuka, Palang merah Remaja di SMP, Pecinta Alam di SMA dan aktifitas di dunia kampus di FTUI, aktifitas UKM UI hingga Senat Mahasiswa UI. Arifin Purwakananta muda sempat menjadi Asdos dan Kordinator laboratorium Teknologi Mekanik di FTUI, Depok, selama 2 Tahun. Di luar itu semua Arifin Purwakananta muda turut membangun sebuah sekolah SLTP Islam, Mengajar matematika di STM swasta di Jaksel, aktif di Organisasi Karang Taruna di lingkungan tempat tinggal di Pasar Minggu, mendirikan lembaga pemberi beasiswa dan sederet organiasi lain. Kecintaanya pada kegiatan kemasyarakatan membentuk Arifin Purwakananta dewasa kini menjadi pegiat filantropi tulen dan akhirnya menjadi salah satu pimpinan di Dompet Dhuafa Republika, sebuah lembaga sosial terkemuka di Indonesia.

Karir professional Arifin Purwakananta sebagai pengelola lembaga sosial diawali semenjak masuk ke Dompet Dhuafa Republika sejak 1999 menjadi Staf Sosial, Kemudian dilanjutkan sebagai Manajer SDM, Manajer Customer Care, Manajer Fundraising, Manajer Humas, Corporate Secretary, General Manajer Resources Mobilization, dan di akhir 2007 dipercaya sebagai Vice President for Strategic Alliances Dompet Dhuafa Republika. Moh. Arifin Purwakananta juga dipercaya menjadi Direktur Institut Manajemen Zakat pada Tahun 2006. Sejumlah pengalaman lapangan seperti menjadi Kepala Program rehabilitasi pasca gempa Sukabumi, Gempa dan Longsor di Brebes, Gempa dan tsunami Banggai, Sulteng 2002, Tim Penanganan bencana gempa Bengkulu, Tim Penanganan bencana Tsunami Aceh. Tim penangana banir Jakarta 2002 dan sederet aktifitas lapangan lainnya.

Seakan tak pernah kering dari kretifitas dan positifisme, Arifin Purwakananta sering mendorong dan menggulirkan ide-ide kreatif dan perubahan dalam mengembangkan manajemen Dompet Dhuafa Republika. Beberapa yang monumental seperti ide merger lembaga zakat, Dewan Zakat, program Peduli Sosial Remaja, Disaster Management Unit dll dimulai dari lontaran konsep Arifin Purwakananta dalam diskusi dan perencanaan program yang diputuskan manajemen Dompet Dhuafa Republika. Dalam kepadatan beraktifitas di Dompet Dhuafa, Arifin Purwakananta masih menyempatkan diri aktif di PP Gemanusa sebagai Ketua Departemen Kajian Strategis.

Selain sebagai Trainer Manajemen Fundraising di berbagai pelatihan yang diselenggarakan IMZ, Arifin Purwakananata juga sering diundang memberikan ceramah, training, seminar dan menjadi narasumber dialog dan workshop seputar Manajemen Funraising, berupa Strategi Fundraising dan Teknik Fundraising. Maklum saja separuh karirnya di Dompet Dhuafa Arifin Purwakananta bergelut dalam bidang komunikasi dan penggalangan dana di lembaga nirlaba dengan penghimpunan dana public terbesar di Indonesia ini. Arifin Purwakananta juga telah memberi pelatihan Manajemen wakaf di Singapura bersama WAREES Singapura, mejadi pemateri pada Pelatihan Pemuda Malaysia – Indonesia, diselenggarakan oleh UIN Jakarta dan University Utara Malaysia di Kuala Lumpur, dan menjadi nara sumber program dialog di Metro TV, Trans TV, TPI, RCTI, JakTV, TVRI, serta dialog dan wawancara Radio di RRI, Trijaya FM, RAS FM. Arifin Purwakananta yang aktif dalam Association of Fundraising Profesionals chapter Jakarta juga menggagas Forum Fundraising Indonesia, berupa wadah pegiat fundraising dan wahana pembelajaran serta inisiatif sinergi fundraising dari lembaga-lembaga LAZ dan NGO di Indonesia yang dikelola bersama Perhimpunan Filantropi Indonesia.

Arifin Purwakananta dapat dikontak pada
Dompet Dhuafa Republika
+62217416050
+62818152007
purwakananta@cbn.net.id

Liem Ay Ling


Chief Fundraising Officer Private Sector Unicef Indonesia

Unicef sebagai lembaga PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang khusus menangani masalah anak-anak kini telah banyak melakukan inisiatif dalam melakukan penggalangan dana (fundrasing). Untuk mendukung kegiatannya, Unicef selama ini menggalang dana baik dari sektor swasta maupun perseorangan melalui penjualan produk merchandise, sumbangan dana dan kerjasama.

Salah satu bagian dari program penggalangan dana ini, Unicef menggelar serangkaian kegiatan pameran (exhibition) dan penggalangan dana di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.

Khusus di Surabaya, Unicef akan menggelar acara bertajuk "Lets Unite For Children in Indonesia" pada hari Sabtu (28/7) dan Minggu (29/7) besok di Atrium Plaza Tunjungan. Event ini adalah yang pertama kali di Ibukota Jawa Timur tersebut setelah beberapa kegiatan serupa di Jakarta.

"Ini merupakan upaya Unicef untuk lebih mendekatkan dan memperkenalkan diri kepada masyarakat luas. Fokus utama kegiatan ini adalah menjelaskan kepada masyarakat mengenai apa itu Unicef dan bagaimana kami membantu anak-anak Indonesia selain juga kami akan melakukan penggalangan dana," ungkap Liem Ay Ling, Chief Fundraising Officer, Private Sector Unicef Indonesia kepada KCM saat jumpa pers di Wisma Dharmala, Surabaya, Jumat (27/8).

Melalui event ini pula, lanjutnya, masyarakat dapat berpartisipasi membantu anak-anak Indonesia. Mereka dapat memberikan donasi secara langsung, mengikuti acara lelang atau pun membeli merchandise resmi Unicef.

M. Taufiq

Direct Dialog Cordinator Green Peace Indonesia

”Bergabung menjadi relawan, sekaligus menjadi aktivis lingkungan hidup nantinya,” kata M Taufiq, Direct Dialogue Coordinator Greenpeace Indonesia. Pernah kenal kan organisasi nonpemerintah internasional bernama Greenpeace? Itu lho, yang suka bikin aksi seru menentang kebijakan yang tak ramah lingkungan. Greenpeace kini hadir di Indonesia dan membuka pendaftaran untuk relawan.

”Relawan bisa bergabung dalam kegiatan Solar Generation (SG), Direct Dialogue Campaign (DDC), dan Action. Namun, kalau untuk anak-anak muda, lebih diarahkan ke SG. DDC itu lebih diarahkan ke kampanye publik dan cari suporter, sedangkan Action lebih ke aksi,” kata Taufiq.

SG ini kampanye hemat energi ke sekolah-sekolah sehingga kebanyakan anggotanya anak-anak SMP dan SMA. ”Relawan tidak dikenai donasi, tetapi kalau suporter wajib donasi Rp 50.000 per bulan. Jumlah suporter Greenpeace Indonesia saat ini mencapai 2.000 orang,” kata Taufiq.

Utut Adianto


Penggalangan Sumber Daya WALHI

Seperti apa sih relawan itu? ”Relawan itu individu yang bekerja sukarela, mandiri, bertanggung jawab dan sadar bahwa tidak akan mendapatkan imbalan gaji atas waktu, pikiran, dan tenaga yang diberikan,” kata Utut Adianto dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).

Namun, apa sih asyiknya jadi relawan? Kata Utut, berdasar penelitian, melakukan pekerjaan relawan selama beberapa jam saja dapat meningkatkan rasa sejahtera secara psikologis. Suasana kebersamaan dalam bekerja dapat menghancurkan kepenatan yang menghantui kita.

Walhi punya program Sahabat Walhi yang menampung aktivitas relawan. ”Walhi ingin menjadikan upaya penyelamatan lingkungan sebagai gerakan sosial. Semakin banyak individu yang terlibat, semakin besar pula harapan tercapainya lingkungan hidup yang lebih baik,” kata Utut.

Maitra Widiantini


Jabatan resmi Maitra Widiantini di WWF sih Marketing Manager, tapi Dia juga bertanggung jawab untuk program Membership, Fundraising dan Marketing communication. Selain itu, Maitra bertindak sebagai salah satu penjaga gawang untuk www.akusayang.com . Ibu 1 anak yang sering dipanggil 'Mommy' oleh 'anak-anaknya' di Supporter WWF-Indonesia ini sering kali dikira pendiam dan cenderung tertutup, tapi penampilan ini sebetulnya menipu, karena Maitra pada dasarnya ramah-tamah, baik hati dan tidak sombong ;-) Di waktu senggang, Maitra suka baca-baca literature dan sedang belajar bikin sketsa terutama pohon dan bangunan-bangunan tua.

Ust. Yusuf Mansur


Pendiri Wisata hati

Wakaf Tunai dilaunching oleh Ust Yusuf Mansur usai mengisi seminar ”Menjadi Kaya dalam 40 Hari” di Ballroom Hotel Sultan Jakarta (30/6). Pada kesempatan itu Ust Yusuf Mansur mengajak kepada para jamaah untuk bersedekah melalui wakaf tunai yang menjadi amal jariah yang pahalanya tidak putus-putus meskipun orangnya sudah meninggal.
Ajakan Ust Yusuf Mansur itu mendapat respon yang cukup antusias dari para jamaah sehingga terkumpul dana sebesar Rp 170 juta dari Sertifikat Wakaf yang bernilai Rp 5 juta dan Rp 10 juta. Acara yang dihadiri sekitar 450 peserta ini juga disambut para jamaah untuk mendaftar sebagai simpul (relawan) wakaf tunai. Simpul inilah yang akan membantu mensosialisasikan program wakaf tunai kepada teman, kerabat dan kolega terdekat.
Di Jakarta, roadshow kemudian dilakukan secara berturut-turut di beberapa tempat seperti di kantor ELNUSA, Bank Syari’ah Mandiri (BSM), Excelcomindo, masjid At-Tin, Bank Niaga, di Hotel Le Grandeur (10/8) bekerjasama dengan PT Garuda dan Hiperkahri dan berakhir di Gedung Pusdiklat BRI, Ragunan bersamaan dengan seminar ”The Miracle, Menjadi Kaya dalam 40 Hari” (11/8) yang dihadiri sekitar 500 peserta.

Muhammad Anwar Sani


Direktur Al Azhar Paduli Ummat

Untuk meringankan masyarakat terutama kaum Dhuafa, LAZ Al-Azhar Peduli Umat membangun sebuah poliklinik yang berlokasi di desa Pasir Jaya, kecamatan Cigombong, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Acara peletakan batu pertama pembangunan dilakukan, Sabtu (12/5). LAZ Al-Azhar memilih lokasi itu karena Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Azhar memiliki pusat Pendidikan dan Latihan (Diklat) di sana.

Di sekitar area tersebut setelah dilakukan survei oleh lembaga zakat Al-Azhar ada sekitar 400 Kepala Keluarga (KK) pra sejahtera. ''Program pertama yang kami gulirkan ini mudah-mudahan Agustus 2007 ini sudah bisa berjalan,'' tandas M Anwar Sani, Direktur Eksekutif LAZ Al-Azhar Peduli Umat

Virdha Dimas Ekaputra

Jumat, 23 November 2007


Chief Executive Rumah Zakat Indonesia

Kepercayaan masyarakat untuk membayarkan zakat dan infaq melalui lembaga amil zakat di Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk menjaga kesinambungan manfaat penggunaan zakat dan infaq tersebut.
"Masyarakat yang langsung memberikan zakat atau infaq mereka kepada orang yang membutuhkan tidak dapat menyelesaikan masalah kemiskinan dengan singkat. Tetapi bila melalui lembaga amil dan zakat maka akan lebih terjaga kesinambungan manfaat zakat tersebut. Belum seluruh masyarakat menggunakan pelayanan lembaga," kata Chief Executife Officer Rumah Zakat Indonesia, Virdha Dimas Ekaputra, di Jakarta, Senin (30/10).

Ia mengatakan salah satu program dari lembaga amil zakat selain di bidang sosial, adalah untuk menghimpun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga formal tersebut.

Menurutnya persentase mayarakat yang mempercayakan pengolaan zakat dan infaq mereka kepada lembaga formal masih kecil.

"Dari potensi zakat senilai Rp19 triliun, diperkirakan hanya 5 persen saja yang terserap oleh lembaga amil zakat formal. Ini menunjukkan sebagian besar masyarakat masih belum menggunakan layanan lembaga untuk membayar zakat," katanya.